Rabu, 09 Desember 2009
warna kehidupan
was a perfect life..before i'm growing up..
2001...new life form, turn around 180 degrees..
never imagine that would happen to my life..
2 warna dalam hidup dan semakin berwarna...
membuatku bertanya dan berfikir keras tentang hidup..
sampai detik ini..
belum cukupkah waktu agar dapat kusimpulkan sebuah kehidupan..
kurasa tidak..
cita-cita yang belum tercapai..
berharap akan harapan...
tak pernah ada waktu yang cukup...
kandas atau tidak...semua ada suratan..
tertulis dalam buku saku rahasia tentang kehidupan manusia
Senin, 02 November 2009
Sabtu, 31 Oktober 2009
Jumat, 30 Oktober 2009
3 vs 3 di palintang...
Untuk sesaat waktu tersesat... Dalam sebuah perjalanan survei bersama kedua saudaraku....kami tersesat....bukan hal yang terlalu diharapkan untuk sebuah perjalanan penjelajahan. Apalagi karena salah menaksir sudut arah mata angin. Tampak kelabu saat itu.
Hari pertama.....
Tiga buah carier penuh logistik untuk 4 hari perjalanan tersandar di dinding kusam sebuah ruangan berukuran tidak lebih dari 3x3 m, setidaknya itulah yang kami sebut sebagai "sekre", tempat nyaman berbagi canda tawa dan kedinginan.
Saat itu kami berencana untuk pulang di hari ke-3, kalau saja di hari ke-2 tidak terjadi kesalahan orientasi medan mungkin rencana itu terlaksana.
Seorang kawan melepas kami bertiga, dialah saudariku, calon istri saudaraku. Melepas seorang kekasih dan seorang saudari, dia berpesan agar saudara-saudaraku menjagaku. Berbekal doa dan rencana perjalanan kami berkumpul dalam satu titik kebersamaan ... CALDERA.
Kaus panjang, celana dan sepatu lapangan mengawali langkah menuju gerbang kampus. Dengan beban di pundak masing-masing, hampir dan bahkan lebih dari 15 Kg. Saat itu kami sangat bersemangat..tak ada keluhan atas beban yang ditopang tubuh. Di satu titik terakhir, adalah sebuah lapangan bola yang menyambut kami ditambah dengan indahnya pemandangan Bandung tercinta.. Ucap syukur melepas muatan dari ojeg motor dan beberapa lembar rupiah terbang sebagai alat transaksi jasa. Saatnya trekking dimulai. Memasuki perkebunan kina yang sudah entah berapa lama dikelola oleh perhutani, tatapan dan sapa senyum penduduk lokal mengiringi irama dentum sepatu "ceko". Yaitu desa dan manusia-manusia terakhir yang kami jumpai sebelum memasuki hutan ala tropis indonesia. Desa Palintang di Gunung Palintang....
Perjalanan menanjak di "Tanjakkan Baeud", suatu istilah yang kami klaim. Bahwa tanjakkan yang merupakan punggungan gunung Palintang itu sangat terjal dan gersang, sehingga ketika siapaun yang melewatinya pastilah bermuka cemberut atau baeud (dalam bahasa Sunda). sudah menjadi sarapan wajib untuk menuju puncak Palintang. Di akhir tanjakkan, di bawah rimbunan pohon kina, adalah tempat wajib untuk menghirup udara sebanyak-banyaknya, dengan seteguk air dan permen karet kunyah. Tanjakkan terjal terlewati, selanjutnya "Tanjakan Ratapan" mengantar kami menuju gerbang "Welcome to The Real Jungle"...saatnya meninggalkan kawasan kebun kina dan memasuki hutan alam. Area perbatasan yang datar memanjang, cukup luas dan teduh..saat itu rintik hujan gerimis menyambut kedatangan kami. Sejenak melepas dahaga dan lapar kemudian ibadah bersama sebelum kami melanjutkan perjalanan...belum setengah perjalanan..sedikit tanjakkan..dan bonus trak menurun 1/2 hingga 3/4 jam, sebelum akhirnya kami harus menanjak lagi.
Menuju puncak 1695 mdpl (meter di atas permukaan laut), 2-3 jam dilalui setelah menyebrangi sungai Cibogo yang berair jernih dan lebar sungai hanya sekitar 2-3 meter. Sore tiba dan saatnya mendirikan tenda, di puncakan dengan berbekal air sekitar 10 liter saja. Cukup untuk masak dan persediaan minum. mengandalkan tayamum untuk berwudhu, keringanan yang diberikan Yang Maha Kuasa agar kami selalu dalam perlindungan. Evaluasi, briefing esok hari, teh manis dan susu juga sedikit cemilan, serta senda gurau memecah keheningan malam di belantara sesaat sebelum istirahat....malam yang cerah terhalangi kanopi hutan.
................bersambung.....................
Sabtu, 10 Oktober 2009
was...
Sekian lama aku berjalan bersama saudaraku
Begitu kukenal sosok terdalam
Telah lama waktu itu berlalu..saudaraku
011009
Mimpi hanya mimpi
adalah sebuah harap
Tak boleh kubawa ke alam nyata
Yang maya biarkan saja
Ketika senang
maka saat itu habis setelah terbangun
081009
Ketika terjaga dan alam pikiran melanglang buana
Nafasku terisak kerinduan masa lampau
Meregup tujuan dalam langkah-langkah tertatih
Mengingat kembali saat-saat kecil bermakna yang sempat terlewat
dan ketika sadar sudah terlambat
091009
Pernah aku memandangmu dengan cinta
Tak pernah kuperlihatkan jelas, cukup saja
Kupikir ada suatu waktu
ketika aku akan memandangmu dengan cinta
saat kuperlihatkan sangat jelas
tapi tak pernah ada waktu untuk kesempatan itu..
mungkin bukan untukmu, atau belum untukmu.
Terbesit suatu masa
Ketika kelam disinari cahaya bulan dan pantulannya di suatu danau
Saat itu dingin menyerangmu
Tapi kukagumi bayangan dalam kantung tidur
yang berusaha untuk terlelap
kukagumi dan kuberdoa agar baik-baik saja